Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin beri tanggapan terhadap permasalahan Ustadz Abdul Somad yang dideportasi di Singapura.
Saat berbincang bersama Karni Ilyas, Novel Bamukmin mengatakan bahwa ada kepentingan politik atas kasus ini.
Terlebih setelah Ustadz Abdul Somad menyampaikan bahwa penolakan yang terjadi di Timor Leste dan Swiss karena adanya oknum dari Jakarta yang mengirim fax ke pihak imigrasi negara tersebut.
"Masalah kenapa alasannya ditolak, dideportasi, begitu penjelasan, ternyata ada benang merahnya di situ bahwa dari beberapa tempat itu ternyata ada pesanan-pesanan dari negeri sendiri," kata Novel Bamukmin dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (19/5/2022).
Sehingga, diakui Novel Bamukmin kalau pentingnya pemerintah hadir untuk mengklarifikasi penyebab Ustadz Abdul Somad ditolak atau dideportasi oleh beberapa negara.
Apalagi menurutnya, ustadz kondang tersebut ditolak di Hongkong karena ada rekomendasi dari satu ormas yang mempunyai pengaruh pada rezim saat ini.
"Ketika kejadian di Hongkong itu, ada rekomendasi dari satu ormas yang bisa mempunyai pengaruh terhadap rezim ini, dan kemudian disampaikan kepada negara Hongkong itu," ungkap Novel Bamukmin.
"Nah, itu suatu bukti bahwa memang Ustadz Abdul Somad sudah menjadi target karena, kenapa jadi target? karena Ustadz Abdul Somad ini bukan bagian daripada yang pro pada rezim ini," ujar Novel Bamukmin.
Sebagai tambahan, sebelumnya Ustadz Abdul Somad menyatakan bahwa saat hendak berkunjung ke Timor Leste bersama rombongan, hanya dirinya yang tidak diizinkan masuk oleh pihak imigrasi dengan alasan mendapat sebuah fax dari Jakarta
"Di Timor Leste, orang imigrasinya mengatakan ke saya, satu jam sebelum pesawat saya landing, mereka mendapat fax dari Jakarta bahwa Abdul Somad teroris," ucap Ustadz Abdul Somad.
Sementara diakui Ustadz Abdul Somad jika pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak pernah mengeluarkan selebaran pengumuman tentang dirinya sebagai teroris.
Sedangkan saat ditolak masuk negara Swiss, Ustadz Abdul Somad menyampaikan bahwa ketika meminta penjelasan tentang penolakannya saat itu, pihak imigrasi hanya memperlihatkan isi fax yang sudah diprint.
"Mereka mendapatkan kiriman, mereka dapat pesan bahwa orang yang mau masuk ini pernah diusir di Amsterdam," tutur Ustadz Abdul Somad.
(TribunKaltim.co/Justina)
Posting Komentar
Posting Komentar